Arsip Blog

Gejala-Gejala Lemah Iman

Oleh: Syaikh Muhammad Sholeh al-Munajjid  رحمه الله

Sesungguhnya, keimanan merupakan asas yang sangat penting dalam kesempurnaan pengabdian kita kepada Allah ‘Azza wa Jalla, akan tetapi adakalanya keimanan itu berkurang dengan aneka kemaksiatan yang kita lakukan, seyogyanya sebagai seorang mukmin kita mesti senantiasa memeriksa keadaan hati kita, dan mengenali penyakit yang bisa memperlemah iman kita, berikut ini merupakan gejala-gejala lemah iman yang saya kutip dari kutaib Zhahiratu dho’fil al-Iman versi terjemahannya, pembahasannya dipaparkan secara lugas oleh Syaikh Muhammad Sholeh al-Munajjid, marilah kita merenunginya dan memulai langkah untuk mengobatinya, sebelum hati kita buta, terkunci dan mati.

Pertama: Terjerumus ke dalam Aneka Kedurhakaan

Di antara orang-orang yang durhaka itu, ada yang melakukan satu kedurhakaan dan berketetapan hati untuk terus melakukannya, dan ada juga yang melakukan berbagai jenis kedurhakaan dan kerap terjerumus kepada kemaksiatan-kemaksiatan itu, lantas beralih menjadi kebiasaan yang benar-benar melekat, dan secara bertahap keburukan di hatinya terus meningkat, sampai-sampai mereka berani dan bangga menyatakan kedurhakaannya secara terbuka. Masuklah mereka ke dalam golongan orang-orang yang disinyalir di dalam hadits Nabi:

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ وَإِنَّ مِنْ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ

“Semua umatku ditutupi keburukannya kecuali orang-orang yang bangga menyatakan kemaksiatannya secara terbuka; Sesungguhnya, termasuk perbuatan yang demikian, adalah apabila seseorang melakukan suatu keburukan di malam hari, lalu ia masuk waktu pagi dalam keadaan Allah tutupi keburukannya. Lantas ia berkata (kepada orang-orang), ‘Hai fulan, aku telah melakukan begini dan begitu tadi malam.’ Padahal, di malam hari Allah terus menutupi keburukannya; namun di pagi harinya ia sendiri menyingkap tutupan Allah itu dari dirinya.”[1]

Kedua: Hati yang Keras dan Kasar

Di antara gejalanya juga, ketika seseorang merasakan kerasnya hati, hingga ia mendapati hatinya benar-benar telah berubah menjadi batu yang keras; di mana tidak ada sesuatu apapun yang merembes darinya, juga tidak dapat terpengaruh oleh apapun. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً

“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.” (Qs. Al-Baqarah: 74) Read the rest of this entry