MY QUOTES

By: Aisyah Ummu Haitsam

Syukur

Seberat apa pun beban hidup, tetaplah mengukir senyuman.

Jika kita selami diri lebih dalam niscaya akan kita dapati kenikmatan yang Allah anugerahkan jauh lebih melimpah dibanding beban yang Dia timpakan.

Manusia yang selalu bersyukur tidak peduli seberapa besar beban hidup yang dialami, ia akan selalu melihat sisi lain yang patut disyukuri.

***

Dekadensi Adab

Minim adab bukan berarti menunjukkan pribadi yang kuat, justru hal itu menandakan karakter yang lemah. Seyogianya makhluk yang bernama manusia membangun adab dan senantiasa merawat itu semua agar dalam setiap ranah kehidupan adab selalu diutamakan, karena tingginya adab merupakan simbol kebahagiaan dan keberuntungan. Sedangkan minimnya adab merupakan simbol kenestapaan dan kerugian.

***

Parameter Keimanan

Saat hati sedang bergejolak maka langkah bijak yang semestinya ditempuh adalah diam.

Jangan sampai luapan emosi dan endapan masalah berubah jadi kata-kata, karena betapa dahsyatnya masalah omongan jika sudah keluar maka ia akan sangat memengaruhi kualitas diri.

Belajarlah untuk diam, karena lisan adalah parameter keimanan dan tanda kedewasaan.

***

Ruh Kehidupan

Ilmu dan iman adalah gizi untuk hati dan akal sehat.

Ilmu dan iman adalah ruh kehidupan.

Sesungguhnya kita hidup dengan ruh bukan sebatas jasad.

Jika hidup hanya fokus kepada jasad saja tanpa memperhatikan kebutuhan ruh maka hidup ini tidak ada nilainya dan kesengsaraanlah yang akan kita tuai.

***

Malikah

Duhai wanita, dalam Islam kalian adalah ratu, rumahmu adalah singgasanamu, malumu adalah mahkotamu, dan gelar wanita salihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia.

Betapa tidak, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sampai mengistimewakan perihal perawatanmu.

Beliau juga berpesan kepada para suami agar memperlakukanmu dengan baik, bahkan beliau berwasiat kepada setiap anak agar berbakti kepadamu.

***

Iqtiroh

Sebuah pernikahan akan baik-baik saja jika di antara pasutri sudah belajar untuk diam.

Namun, sangat ironis banyak orang ketika dililit konflik rumah tangga mereka lebih nyaman menyampaikan kata-katanya di balik tulisan yang dapat dibaca setiap orang, padahal mereka tahu orang yang membaca unggahannya tidak bisa menyelesaikan masalah, justru menambah persoalan semakin pelik.

***

Amtsal

Kehidupan itu ibarat setangkai mawar.

Saat mencium aromanya, kau akan melambung ke alam khayal dan saat durinya membuatmu terluka, kau pun kembali kepada kenyataan.

Maka janganlah kau jadikan semerbak dunia melenakanmu dari ketaatan dan jangan jadikan tusukan durinya membuatmu berputus asa dari Rahmat Allah.

***

Parameter Kebaikan

Tolok ukur seseorang dikatakan baik adalah bukan dia yang tidak pernah salah, melainkan bagaimana dirinya menyikapi kesalahan yang diperbuat, kemudian ruju’ kepada kebenaran.

***

Tasamuh

Jika ada orang yang menyakitimu, maka lapangkanlah dada untuk memaafkannya. Jadilah pribadi bermental kuat dengan tidak memelihara dendam.

Putuskan rantai kedendaman dari diri, dengan begitu jiwamu akan merdeka.

Benar, ini bukanlah pekerjaan mudah, tetapi di jalan hidup yang seperti ini kau akan banyak bertemu dengan orang-orang yang berjiwa besar.

***

Uzlah

Ada kalanya kita berada di titik merasa lelah menjalani hidup. Bahkan tidak saja menyoal fisik, sering kali rasa lelah juga mendera hati dan pikiran. Saat hal itu terjadi, kita hanya butuh melipir dahulu dari hiruk pikuk dunia dan sejenak berkontemplasi untuk mencari solusi dari Allah Rabbul Izzati.

***

Ujub

Waspadalah! Jangan sampai tertipu dengan amalan salehmu, sehingga ujub (merasa bangga terhadap diri sendiri) merasuki relung hatimu, karena maksiatnya iblis adalah sombong, angkuh, dan ujub terhadap dirinya dan merendahkan orang lain.

***

Khatirah

Jangan pernah menganggap remeh kebaikan sekecil apa pun, ketika Allah bukakan pintu kebaikan untukmu, bergegaslah memasukinya, karena kau tidak akan pernah tahu kapan pintu tersebut akan tertutup darimu.

***

Hakikat Kebahagiaan

Kebahagiaan adalah cita-cita semua insan, banyak orang melakukan apa saja demi merengkuh hal itu, sebagian menganggap bahagia bisa diraih dengan harta, namun kenyataannya kekayaan tidaklah berbanding lurus dengan kebahagiaan.

Pada hakikatnya kebahagiaan bisa direngkuh dengan keimanan yang kuat, tauhid yang benar, dan menjalankan syariat Islam hingga kelak bisa berlabuh di surga.

***

Mindset Seorang Muslim

Ketika orientasi kita menjadi hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mindset-nya akhirat, maka tidak akan ada konsep kehilangan di dunia ini, tak kan terjadi dukacita berlebihan saat terluput dari sesuatu, karena pada hakikatnya semua yang ada adalah titipan-Nya, tugas kita hanyalah bersabar dan mengharap pahala, niscaya balasan indah menanti di akhirat kelak.

***

Waqfah

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنًكَ مَيًتٌ

Hiduplah sesukamu karena sungguh engkau pasti mati.” (Silsilah al-ahaadits as-shahihah no 831)

Sebuah perintah tetapi memuat peringatan yang menyiratkan bahwa sepanjang apa pun umur manusia di dunia pasti akan berakhir kematian. Hendaknya seorang mukmin berwaspada dari kematian yang datang secara tiba-tiba sedang diri dalam keadaan lalai. Persiapkanlah diri sebaik mungkin untuk sebuah pertemuan dengan Rabb, jangan sampai terlena oleh kehidupan dunia yang fana.

***

Kemuliaan Ilmu

Ilmu itu lebih baik dan lebih berharga dari pada harta. Ilmu menjagamu, sedangkan harta engkaulah yang harus menjaganya,

Saking bernilainya ilmu, seandainya engkau tidak memiliki harta, maka ilmu tersebut sudah cukup menjadi hartamu. Namun, jika engkau berharta niscaya ilmu tersebut akan menjadi hiasan bagimu.

***