Arsip Blog

BELAJAR IMAN SEBELUM AL-QUR’AN

بسم الله الرحمن الرحيم

عَنْ جُنْدُبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رضي الله عنه قَالَ : كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‌وَنَحْنُ ‌فِتْيَانٌ ‌حَزَاوِرَةٌ، فَتَعَلَّمْنَا الْإِيمَانَ قَبْلَ أَنْ نَتَعَلَّمَ الْقُرْآنَ، ثُمَّ تَعَلَّمْنَا الْقُرْآنَ فَازْدَدْنَا بِهِ إِيمَانًا»

“Dari Jundub bin Abdullah Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: “Dahulu saat kami masih muda (menjelang baligh) bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami belajar iman sebelum belajar Al-Qur’an. Setelah itu kami baru belajar Al-Qur’an. Sehingga iman kami pun semakin bertambah kuat.” (HR. Ibn Majah dan dinilai sahih oleh al-Albaniy)

Hadits ini menjelaskan kepada kita tentang tahapan dalam mengajar anak.
Kenapa?
Karena saleh dan salihahnya anak itu tidak bisa dibentuk secara instan.
Mendidik anak itu tidak boleh serba mendadak.

Read the rest of this entry