Category Archives: Hadits

BELAJAR IMAN SEBELUM AL-QUR’AN

بسم الله الرحمن الرحيم

عَنْ جُنْدُبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رضي الله عنه قَالَ : كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‌وَنَحْنُ ‌فِتْيَانٌ ‌حَزَاوِرَةٌ، فَتَعَلَّمْنَا الْإِيمَانَ قَبْلَ أَنْ نَتَعَلَّمَ الْقُرْآنَ، ثُمَّ تَعَلَّمْنَا الْقُرْآنَ فَازْدَدْنَا بِهِ إِيمَانًا»

“Dari Jundub bin Abdullah Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: “Dahulu saat kami masih muda (menjelang baligh) bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami belajar iman sebelum belajar Al-Qur’an. Setelah itu kami baru belajar Al-Qur’an. Sehingga iman kami pun semakin bertambah kuat.” (HR. Ibn Majah dan dinilai sahih oleh al-Albaniy)

Hadits ini menjelaskan kepada kita tentang tahapan dalam mengajar anak.
Kenapa?
Karena saleh dan salihahnya anak itu tidak bisa dibentuk secara instan.
Mendidik anak itu tidak boleh serba mendadak.

Read the rest of this entry

Waqfah Ma’a Al-Hadits

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ. يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيْهَا مُؤْمِناً وَيُمْسِي كَافِراً. أَوْ يُمْسِي مُؤْمِناً وَيُصْبِحُ كَافِراً. يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا».

Dari Abu Hurairah _Radhiyallahu ‘anhu_, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bersegeralah melakukan amalan shalih sebelum datang fitnah seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir, dia menjual agamanya dengan harga dunia yang tidak seberapa nilainya.” [HR. Muslim]

Segeralah berlomba-lomba untuk beramal shaleh sebelum datangnya fitnah-fitnah yang menghalangi dan memalingkan kita darinya.
Fitnah-fitnah tersebut bisa berwujud bencana, ujian, musibah berat, kemungkaran dan malapetaka sehingga memalingkan seorang hamba dari amal shalehnya.
Fitnah itu ada dua macam yakni fitnah syubhat dan syahwat.

Read the rest of this entry

Pembahasan Hadits tentang Qhodo Puasa dan Yang Meninggal dalam Keadaan Memiliki Utang Puasa

Read the rest of this entry

DOA MOHON AMPUN YANG DIAJARKAN RASULULLAH ﷺ KEPADA ABU BAKR AS SHIDDIQ رضي الله عنه

Read the rest of this entry

KETIKA SAFAR (BEPERGIAN) MANA YANG LEBIH UTAMA, PUASA ATAU TIDAK?

Read the rest of this entry

MOHONLAH PERLINDUNGAN KEPADA ALLAH DARI EMPAT PERKARA…!!!

Read the rest of this entry

TATA CARA SHOLAWAT YANG DIAJARKAN RASULULLAH ﷺ

Materi Pembelajaran Hadits (Pertemuan Kedua)

بسم الله الرحمن الرحيم

124. عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى قَالَ: «لَقِيَنِي كَعْبُ بْنُ عُجْرَةَ، فَقَالَ: أَلا أُهْدِي لَكَ هَدِيَّةً؟ إنَّ النَّبِيَّ خَرَجَ عَلَيْنَا، فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَدْ عَلِمْنَا كَيْفَ نُسَلِّم عَلَيْكَ، فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ؟ فَقَالَ: قُولُوا: «اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ، وعلى آل إبراهيم، إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إبرَاهيمَ، إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ»

124. Dari Abdurrahman bin Abi Laila, ia berkata: Ka’ab bin ‘Ujrah menemuiku seraya berkata: “Maukah kamu kalau aku beri hadiah? (yaitu) bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah keluar melewati kami, maka kami berkata kepada beliau, “Sungguh kami telah mengetahui bagaimana mengucapkan salam kepada Anda. Hanya saja bagaimana cara bershalawat kepada Anda?” Beliau bersabda, “Ucapkanlah oleh kalian: (Ya Allah, berilah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memberi shalawat atas keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah, berilah berkah atas Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memberi berkah kepada keluarga Ibrahim. Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia).”

PENJELASAN:

 A. BIOGRAFI SINGKAT PEROWI HADITS

  1. Abdurrahman bin Abi Laila
    • Beliau termasuk golongan tabiin. Tabiin adalah orang yang bertemu dengan sahabat Nabi, beriman, dan wafatnya dalam keadaan iman
    • Beliau termasuk keturunan kaum Anshar ((Madinah)
    • Ada perbedaan pendapat tentang kelahiranya, sebagian mengatakan di masa khilafah Abu Bakr, sebagian mengatakan di masa khilafah Umar
    • Dia meriwayatkan hadits dari Umar, Ali, Abu Dzar, Ibnu Mas’ud, Bilal, Ubay bin Ka’ab, Shuhaib, Qais bin Sa’d, Al-Miqdad, Abu Ayyub, Abu Laila (ayahnya sendiri), Muadz bin Jabal.
    • Muhammad bin Sirin berkata: Aku bermajlis kepada Abdurrahman bin Abi Laila, dan aku lihat sahabat-sahabatnya memuliakannya seolah-olah ia seorang pemimpin.
    • Suatu kali Abdurrahman bin Abi Laila berkata: Aku pernah bertemu dengan 120 orang sahabat Nabi dari kaum Anshor. Apabila salah seorang dari mereka ditanya tentang suatu perkara, maka mereka sangat berharap seandainya sahabat yang lain yang menjawabnya (saking tawadhunya mereka)
    • Tsabit Al-Banani berkata: Abdurrahman bin Abi Laia apabila selesai shalat Shubuh maka ia akan membuka mushaf dan terus membacanya sampai terbit matahari.
    • Abdurrahman bin Abi Laila wafat pada perang Jamajim tahun 82 H.

>>>>

  1. Ka’ab bin ‘Ujrah
    • Nama beliau Ka’ab bin ‘Ujrah al-Anshari as-Salimi al-Madani radhiyallahu ‘anhu. Berkun-yah Abu Muhammad atau Abu ‘Abdillah atau Abu Ishaq.
    • Dia termasuk golongan sahabat Nabi. Sahabat adalah orang yang pernah bertemu dengan nabi, beriman, dan wafatnya dalam keadaan beriman
    • Dia berasal dari kaum Anshor (Madinah)
    • Kaum Anshor termasuk kaum yang dipuji oleh Allah dalam Al-Quran karena keagungan mereka
    • Turut serta dalam perang Hudzaibiyyah tahun 6 H dan berbaiat di bawah pohon Ridwan (Bai’at Ridwan)
    • Nabi pernah mengatakan: Tidak akan masuk neraka orang-orang yang ikut pada bai’at Ridwan)
    • Wafat tahun 53 H di Madinah pada usia 75 tahun

>>>>

B. DI ANTARA FAEDAH HADITS:

  1. Hadits ini menjelaskan salah satu cara shalawat kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Boleh juga dengan sara-cara lainnya yang diajarkan oleh Nabi dalam hadits-hadits shahih.
  2. Tata cara shalawat yang paling utama adalah yang diajarkan oleh Nabi dalam hadits shahih, bukan seperti shalawat yang diada-adakan oleh ahlu bid’ah.
  3. Keutamaan Nabi Ibrahim ‘alaihi as-shalâtu wa as-salâm
  4. Disyariatkan menutup doa dengan pujian kepada Allah yang selaras dengan doa yang diminta.
  5. Shalawat ini disunnahkan untuk dibaca pada duduk tasyahhud akhir. Adapun pada tasyahhud awwal ada perbedaan pendapat tentang hukumnya. Namun yang lebih kuat (insyaallah) tidak dibaca pada tasyahhud awal.
  6. Shalawat yang ada di dalam hadits ini disebut juga dengan shalawat Ibrahimiyyah karena di dalamnya ada penyebutan nama Nabi Ibrahim.
  7. Shalawat dianjurkan baik di dalam shalat maupun di luar shalat.
  8. Setiap kali mendengar nama Nabi Muhammad disebut Kaum Muslimin disunnahkan membaca shalawat untuknya. Bisa dengan shalawat yang ringkas seperti Shallallahu alaihi wa sallam, atau Allahumma sholli wa sallim ‘alaihi, dan yang lainnya yang sesuai sunnah.
  9. Orang yang tidak mengucapkan shalawat kepada Nabi tergolong manusia pelit sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi.
  10. Semakin sering membaca shalawat, semakin banyak rahmat Allah tercurah kepada yang membacanya. Karena Nabi mengatakan “Barangsiapayang mengucapkan shalawat kepada Nabi satu kali, maka Allah memberi shalawat untuknya 10 kali.” (Allah memberi shalawat bermakna mencurahkan rahmat)
  11. Orang yang membaca hadits adalah orang yang paling sering membaca shalawat karena setiap saat melewat nama Nabi Muhammad dan mengucapkan shalawat untuk beliau.
  12. Semangatnya para sahabat dan kaum salaf terhadap ilmu syar’i, dan mengajarkannya kepada orang lain
  13. Hadits ini menjadi dasar penting tentang pemberian hadiah berupa ilmu yang bermanfaat.
  14. Ka’ab bin Ujrah menyebut sebagai hadiah, berfungsi mendorong Ibnu Abu laila agar bersiap dan perhatian terhadap ilmu yang akan diajarkan.
  15. Hadiah di dalam Islam berfungsi menjalin rasa cinta dan kasih sayang, dan tidak berarti harus bersifat harta benda.
  16. Sebaiknya kita meniru langkah generasi Salaf dalam menyebarluaskan ilmu sebagai hadiah atau bingkisan paling berharga bagi umat. Bentuknya bisa berupa menghadiahkan buku-buku saku, lembaran bulletin yang berisi doa-doa dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ajaran-ajaran Ahli Sunnah wal Jamaah yang mengagungkan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan memperingatkan umat dari syirik, bid’ah dan kekeliruan lainnya.
_________________

*) Merujuk penjelasan Syaikh Muhammad Al-Utsaimin dalam Kitab Tanbîh al-Afhâm Syarh ‘Umdah al-Ahkâm.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم، والحمد لله رب العالمين

DOA TASYAHHUD SESUAI SUNNAH RASULULLAH ﷺ

Materi Pembelajaran Hadits (Pertemuan Pertama)

بابُ التَّشَهُّدِ

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ : عَلَّمَنِيْ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم التَّشَهُّدَ – كَفِّي بَيْنَ كَفَّيْهِ – كَمَا يُعَلِّمُنِي السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ : التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ، وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لا إلَهَ إلاَّ اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. Read the rest of this entry