Ilmu Adalah Pohon, Dan Amal Adalah Buahnya

๐ŸŒด๐Ÿ„๐ŸŒด๐Ÿ„๐ŸŒด๐Ÿ„๐ŸŒด๐Ÿ„๐ŸŒดPara pembaca yang budiman, tahukah Anda bahwa ilmu bukanlah ibadah yang independen? Ilmu hanya disebut ibadah dan terpuji apabila ilmu tersebut membuahkan amalan. Jika ilmu tidak membuahkan amal maka jadilah tercela dan akan menyerang pemiliknya. Hal ini dijelaskan dengan tegas oleh Al-Imam Asy-Syathibi dalam kitabnya yang luar biasa Al-Muwafaqat. Beliau berkata:

 

ุฃูŽู†ูŽู‘ ูƒูู„ูŽู‘ ุนูู„ู’ู…ู ู„ุง ูŠูููŠุฏ ุนูŽู…ูŽู„ุงู‹ุ› ููŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ูููŠ ุงู„ุดูŽู‘ุฑุนู ู…ูŽุง ูŠูŽุฏูู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงุณุชูุญุณูŽุงู†ูู‡

 

โ€œSemua ilmu yang tidak membuahkan amal maka tidak dalam syariat satu dalil pun yang menunjukkan akan baiknya ilmu tersebut.โ€ (Al-Muwafaqat 1/74)

 

Oleh karena itu, semua dalil yang berkaitan dengan keutamaan ilmu dan penuntut ilmu semuanya harus dibawakan kepada ilmu yang disertai dengan amal.

 

Firman Allah:

 

ู‚ูู„ู’ ู‡ูŽู„ู’ ูŠูŽุณู’ุชูŽูˆููŠ ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ูŠูŽุนู’ู„ูŽู…ููˆู†ูŽ ูˆูŽุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ู„ุง ูŠูŽุนู’ู„ูŽู…ููˆู†ูŽ ุฅูู†ูŽู‘ู…ูŽุง ูŠูŽุชูŽุฐูŽูƒูŽู‘ุฑู ุฃููˆู„ููˆ ุงู„ุฃู„ู’ุจูŽุงุจู (ูฉ)

 

โ€œKatakanlah: โ€˜Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?โ€ Sesungguhnya orang yang berakal-lah yang dapat menerima pelajaran. (Q.S. Az-Zumar: 9)

 

ุดูŽู‡ูุฏูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุฃูŽู†ูŽู‘ู‡ู ู„ุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุง ู‡ููˆูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽู„ุงุฆููƒูŽุฉู ูˆูŽุฃููˆู„ููˆ ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ู ู‚ูŽุงุฆูู…ู‹ุง ุจูุงู„ู’ู‚ูุณู’ุทู ู„ุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุง ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุนูŽุฒููŠุฒู ุงู„ู’ุญูŽูƒููŠู…ู (ูกูจ)

 

Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu), tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Q.S. Ali Imran: 18)

 

ูŠูŽุฑู’ููŽุนู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ุฃููˆุชููˆุง ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ูŽ ุฏูŽุฑูŽุฌูŽุงุชู

 

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (Q.S. Al-Mujadalah: 11)

 

Demikian juga semisal hadits Nabi saw.:

 

ู…ู† ูŠูุฑูุฏู ุงู„ู„ู‡ู ุจู‡ ุฎูŠุฑู‹ุง ูŠูููŽู‚ูู‘ู‡ู’ู‡ู ูููŠ ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู

 

Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya maka Allah akan membuat dia faqih (paham) tentang ilmu agama.

 

Maksudnya adalah orang yang dikendaki kebaikan oleh Allah adalah orang yang diberi ilmu dan mengamalkan ilmunya. Adapun orang yang berilmu dan tidak mengamalkan ilmu maka tercela, karena jelas ilmunya akan menjadi bumerang baginya.

 

Asy-Syathibi rahimahullah membawakan banyak dalil yang menunjukkan akan hal itu. Beliau berkata: โ€œSesungguhnya ruh ilmu adalah amal. Jika ada ilmu tanpa amal maka ilmu tersebut kosong dan tidak bermanfaat. Allah telah berfirman:

 

ุฅูู†ูŽู‘ู…ูŽุง ูŠูŽุฎู’ุดูŽู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ู…ูู†ู’ ุนูุจูŽุงุฏูู‡ู ุงู„ู’ุนูู„ูŽู…ูŽุงุกู

 

Sesungguhnya yang takut kepada Allah adalah para ulama. (Q.S. Fathir: 28)

 

Dan Allah juga berfirman:

 

ูˆูŽุฅูู†ูŽู‘ู‡ู ู„ูŽุฐููˆ ุนูู„ู’ู…ู ู„ูู…ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‘ู…ู’ู†ูŽุงู‡ู

 

Dan Sesungguhnya Dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. (Q.S. Yusuf: 68)

 

Qatadah berkata: โ€œMaksudnya adalah ู„ูŽุฐููˆ ุนูŽู…ูŽู„ู ุจูู…ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‘ู…ู’ู†ูŽุงย  dia mengamalkan ilmu yang Kami ajarkan kepadanyaโ€ฆโ€ (Al-Muwafaqat 1/75).

 

Dan yang paling menunjukkan akan hal ini adalah hadits Nabi saw:

 

ู„ุงูŽ ุชูŽุฒููˆู’ู„ู ู‚ูŽุฏูŽู…ูŽุง ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ูŽุฉู ุญูŽุชู‰ูŽู‘ ูŠูุณุฃูŽู„ูŽ ุนูŽู†ู’ ุฎูŽู…ู’ุณู ุฎูุตูŽุงู„ูโ€ุŒ

 

โ€œTidak akan bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ditanya tentang lima perkara.โ€ Di antara lima perkara tersebut yang disebutkan oleh Nabi saw.: ูˆุนูŽู†ู’ ุนูู„ู’ู…ูู‡ู, ู…ูŽุงุฐูŽุง ุนูŽู…ูู„ูŽ ูููŠู‡ูุŸ โ€œ Dia akan ditanyakan tentang ilmunya, apa yang telah diamalkan dari ilmunya?โ€

 

Pernah ada seseorang yang bertanya (masalah agama) kepada Abu Ad-Dardaโ€™, maka Abu Ad-Dardaโ€™ berkata kepadanya: โ€œApakah semua masalah agama yang kau tanyakan kau amalkan?โ€ Orang itu menjawab: โ€œTidak.โ€ Maka Abu Ad-Dardaโ€™ menimpalinya: โ€œApa yang engkau lakukan dengan menambah hujjah yang akan menjadi bumerang bagimu?โ€ (Al-Muwaafaqaat 1/82 sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Abdil-Bar dalam Al-Jamiโ€™ no 1232).

 

Oleh karena itu, sungguh indah kesimpulan yang disampaikan oleh Asy-Syathibi dalam perkataannya: โ€œDan dalil akan hal ini (bahwasanya ilmu hanyalah wasilah untuk amal dan bukan tujuan) terlalu banyak. Semuanya memperkuat bahwa ilmu merupakan sebuah wasilah (sarana) dan bukan tujuan langsung jika ditinjau dari kacamata syariat. Akan tetapi, ilmu hanyalah wasilah untuk beramal. Maka semua dalil yang menunjukkan akan keutamaan ilmu hanyalah berlaku bagi ilmu yang disertai dengan amalan. Dan kesimpulannya bahwasanya seluruh ilmu syarโ€™i tidaklah dituntut (dalam syariat) kecuali dari sisi sebagai sarana untuk mencapai sesuatu yaitu amal.โ€ (Al-Muwafaqat 1/83-85)

 

Sungguh indah wasiat Al-Khathib al-Baghdadi kepada para penuntut ilmu:

 

ุฅูู†ูู‘ูŠ ู…ููˆุตููŠูƒูŽ ูŠูŽุง ุทูŽุงู„ูุจูŽ ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ู ุจูุฅูุฎู’ู„ูŽุงุตู ุงู„ู†ูู‘ูŠูŽู‘ุฉู ูููŠ ุทูŽู„ูŽุจูู‡ูุŒ ูˆูŽุฅูุฌู’ู‡ูŽุงุฏู ุงู„ู†ูŽู‘ูู’ุณู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ู ุจูู…ููˆุฌูŽุจูู‡ูุŒ ููŽุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ูŽ ุดูŽุฌูŽุฑูŽุฉูŒ ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ูŽ ุซูŽู…ูŽุฑูŽุฉูŒุŒ ูˆูŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ูŠูุนูŽุฏูู‘ ุนูŽุงู„ูู…ู‹ุง ู…ูŽู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ุจูุนูู„ู’ู…ูู‡ู ุนูŽุงู…ูู„ู‹ุงุŒ … ูˆูŽู…ูŽุง ุดูŽูŠู’ุกูŒ ุฃูŽุถู’ุนูŽูู ู…ูู†ู’ ุนูŽุงู„ูู…ู ุชูŽุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ุนูู„ู’ู…ูŽู‡ู ู„ูููŽุณูŽุงุฏู ุทูŽุฑููŠู‚ูŽุชูู‡ู ุŒ ูˆูŽุฌูŽุงู‡ูู„ู ุฃูŽุฎูŽุฐูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ุจูุฌูŽู‡ู’ู„ูู‡ู ู„ูู†ูŽุธูŽุฑูู‡ูู…ู’ ุฅูู„ูŽู‰ ุนูุจูŽุงุฏูŽุชูู‡ู …

 

ูˆูŽุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ู ูŠูุฑูŽุงุฏู ู„ูู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ู ูƒูŽู…ูŽุง ุงู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ู ูŠูุฑูŽุงุฏู ู„ูู„ู†ูŽู‘ุฌูŽุงุฉู ุŒ ููŽุฅูุฐูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ู ู‚ูŽุงุตูุฑู‹ุง ุนูŽู†ู ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ูุŒ ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ู ูƒูŽู„ู‹ู‘ุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูู…ู ุŒ ูˆูŽู†ูŽุนููˆุฐู ุจูุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ู…ูู†ู’ ุนูู„ู’ู…ู ุนูŽุงุฏูŽ ูƒูŽู„ู‹ู‘ุงุŒ ูˆูŽุฃูŽูˆู’ุฑูŽุซูŽ ุฐูู„ู‹ู‘ุงุŒ ูˆูŽุตูŽุงุฑูŽ ูููŠ ุฑูŽู‚ูŽุจูŽุฉู ุตูŽุงุญูุจูู‡ู ุบูŽู„ู‹ู‘ุง ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุจูŽุนู’ุถู ุงู„ู’ุญููƒูŽู…ูŽุงุกู: ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ู ุฎูŽุงุฏูู…ู ุงู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ูุŒ ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ู ุบูŽุงูŠูŽุฉู ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ู

 

Aku memberi wasiat kepadamu wahai penuntut ilmu untuk mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu dan berusaha keras untuk mengamalkan konsekuensi ilmu. Sesungguhnya ilmu adalah pohon dan amal adalah buahnya. Seseorang tidak akan dianggap alim bila tidak mengamalkan ilmunya. Tidak ada yang lebih lemah dari kondisi seorang alim yang ditinggalkan ilmunya oleh masyarakat karena jalannya (yang kosong dari amal) dan seorang yang jahil yang diikuti kejahilannya oleh masyarakat karena melihat ibadahnya.โ€

 

Tujuan ilmu adalah amal, sebagaimana tujuan amal adalah keselamatan. Jika ilmu kosong dari amal maka ilmu itu akan menjadi beban (bumerang) bagi pemiliknya. Kita berlindung kepada Allah dari ilmu yang menjadi beban (bumerang) dan mendatangkan kehinaan, dan akhirnya menjadi belenggu di leher pemiliknya.

)~(***)~(***)~(***)~(***)~(

Dikutip dari buku ” Dari Madinah HinggaRadio Rodja ” oleh: Ustadz. Abu Abdil Muhsin Firanda. LC, M.A

 

 

Posted on 20 Desember 2014, in Fawa'id, Hadits, Mutiara Hikmah and tagged , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar