Arsip Blog

Syair Imam Syafi’i


اَلْوَحْدَةُ

Menyendiri

إِذَا لَمْ أَجِدْ خِلاً  تَقِيًّا فَوَحْدَتِيْ

أَلَذُّ وَأَشْهَى مِنْ غَوِيٍّ  أُعَاشِرُهُ

Apabila aku tidak mendapat teman yang baik (takwa), maka lebih baik aku hidup seorang diri dari pada berteman orang yang durhaka.

وَأَجْلِسُ وَحْدِيْ  لِلْعِبَادَةِ   آمِنًا

أَقَرُّ لِعَيْنِيْ مِنْ جَلِيْسٍ أُحَاذِرُهُ

Aku akan duduk seorang diri agar tenang beribadah dan jiwaku tentram dari pada harus berteman orang yang aku takuti perangainya.

اَلْاَ عْرَاضُ عَنِ السَّفِيْهِ

SIKAP MENGHADAPI ORANG BODOH

اِذَا نَطَقَ السَّفِيْهُ وَتُجِيْبُهُ

فَخَيْرٌ مِنْ اِجَابَتِهِ السُّكُوْتُ

Apabila orang bodoh mengajak berdiskusi dengan anda, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi.

فَاِنْ كَلِمَتَهُ فَرَّجْتَ عَنْهُ

وَاِنْ خَلَّيْتُهُ كَمَدًا يَمُوْتُ

Apabila anda melayani, maka anda akan susah sendiri. Dan bila anda berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati.

قَالُوْا سَكَتَّ وَقَدْ خُوْصِمَتْ قُلْتُ لَهُمْ

اِنَّ  الْجَوَابَ لِبَابِ  الشَّرِ مِفْتَاحُ

Apabila ada orang bertanya kepadaku, “jika ditantang oleh musuh, apakah anda diam?” jawabku kepadanya, “Sesungguhnya untuk menangkal pintu-pintu kejahatan itu  ada kuncinya.”

وَالصُّمْتُ عَنْ  جَاهِلٍ  أَوْ  أَحْمَقٍ  شَرَفٌ

وَفِيْهِ  أَيْضًا لِصَوْنِ  الْعِرْضِ  اِصْلَاحُ

Sikap diam terhadap orang yang bodoh adalah suatu kemuliaan. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan.

أَمَا تَرَى الأُسْدَ  يُخْشَى وَهِيَ  صَامِتَةٌ

وَالكَلبُ يُخْسَى لَعَمْرِىْ  وَهُوَ  نَبَّاحُ

Apakah anda tidak melihat bahwa seekor singa itu ditakuti lantaran ia pendiam. Sedangkan seekor anjing dibuat permainan karena ia suka menggonggong.

**********

dikutip dari buku “diwan As-Syafi’i” karya Yusuf Asy-Syekh Muhammad Al-Baqa’i

Artikel: https://asya84.wordpress.com/